Sikapselektif terhadap pengaruh kemajuan iptek di bidang sosial budaya adalah. SD. SMP. SMA SBMPTN & UTBK. Produk Ruangguru. Beranda; SMA; PPKN; Sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan iptek di AK. Angger K. 15 Maret 2022 01:38. Pertanyaan. Sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan iptek di bidang sosial budaya adalah
Artikel Info Astronomy is a study of the sky. In the development of astronomy and the development of times in the field of science, many astronomical instruments were found, which were useful in research in the field of astronomy. One of the most popular and cannot be taken from astronomy is the telescope. The beginning of the discovery of the telescope originated from its discovery, and at that time a discovery was made that could be used in observing distant objects known with optical telescopes. The more advanced the development of technology, the telescope was found with a new model that uses elekromagnektik waves obtained from radio waves, this telescope is known as a radio telescope. Abstrak Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari benda langit diluar angkasa secara ilmiah. Dalam perkembangan ilmu astronomi serta kemajuan zaman dibidang keilmuan maka banyak ditemukan alat-alat astronomi, yang berguna dalam penelitian didalam bidang astronomi. Salah satu penemuan alat astronomi yang sangat populer serta tidak dapat ditinggalkan dari ilmu astronomi adalah teleskop. Awal mula ditemukannya teleskop bermula dari ditemukannya lensa maka pada saat itu tercetuslah penemuan alat yang dapat digunakan dalam pengamatan benda jauh yaitu yang dikenal dengan teleskop optik. Semakin majunya perkembangan ilmu teknologi maka ditemukan teleskop dengan model baru yang memanfaat gelombang elekromagnektik yang berasal dari gelombang radio maka teleskop tersebut dikenal dengan teleskop radio. Figures - uploaded by Irvan IrvanAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Irvan IrvanContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Mengenal Jenis-Jenis Teleskop dan Penggunaannya Irvan1*, Leo Hermawan2 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara1* Observatorium Ilmu Falak2 *1email irvan 2email leohermawan40 Astronomy is a study of the sky. In the development of astronomy and the development of times in the field of science, many astronomical instruments were found, which were useful in research in the field of astronomy. One of the most popular and cannot be taken from astronomy is the telescope. The beginning of the discovery of the telescope originated from its discovery, and at that time a discovery was made that could be used in observing distant objects known with optical telescopes. The more advanced the development of technology, the telescope was found with a new model that uses elekromagnektik waves obtained from radio waves, this telescope is known as a radio telescope. Keywords Astronomy, Optical Telescope, Radio Telescope Keywords Astronomy, Optical Telescope, Radio Telescope 15 Januari 2019 Revised 13 Februari 2019 Accepted 24 April 2019 Published 02 Juni 2019 Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari benda langit diluar angkasa secara ilmiah. Dalam perkembangan ilmu astronomi serta kemajuan zaman dibidang keilmuan maka banyak ditemukan alat-alat astronomi, yang berguna dalam penelitian didalam bidang astronomi. Salah satu penemuan alat astronomi yang sangat populer serta tidak dapat ditinggalkan dari ilmu astronomi adalah teleskop. Awal mula ditemukannya teleskop bermula dari ditemukannya lensa maka pada saat itu tercetuslah penemuan alat yang dapat digunakan dalam pengamatan benda jauh yaitu yang dikenal dengan teleskop optik. Semakin majunya perkembangan ilmu teknologi maka ditemukan teleskop dengan model baru yang memanfaat gelombang elekromagnektik yang berasal dari gelombang radio maka teleskop tersebut dikenal dengan teleskop radio. Kata Kunci Astronomi, Teleskop Optik, Teleskop Radio Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 A. Pendahuluan Teleskop adalah instrumen paling penting yang dibutuhkan dalam astronomi, dikarena teleskop adalah alat satu-satunya yang bisa digunakan dalam mengamati benda-benda langit yang jauh tersebut. Pada perkembangan zaman sekarang ini teleskop dibedakan dengan dua bentuk yaitu teleskop optik atau teleskop yang mengunakan lensa atau pun cermin dan teleskop radio. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang teleskop dan jenis-jenis teleskop yang sering kita jumpai pada saat ini. B. Pembahasan 1. Teleskop Optik Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh seperti bintang bintang di langit agar tampak lebih dekat dan jelas. Teleskop merupakan instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari bentuk yang diamati, dan teleskop merupakan instrument paling penting dalam pengamatan astronomi. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Khazanah Astronomi Islam Abad Pertengahan Deskripsi-Historis Tentang Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya. Teleskop memiliki tiga fungsi utama yaitu 1 Untuk mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin dari sebuah objek 2 Untuk memfokuskan cahaya sehingga tercipta gambar yang tajam 3 Untuk memperbesar gambar Pembesaran merupakan fungsi yang umum dari teleskop. Ini adalah perbandingan dari dua objek umum astronomi yang berbeda. Yang satu tampak terlihat dengan mata telanjang, sedangkan yang lain diperbesar. Sifat terpenting teleskop adalah kekuatan pengumpulan cahaya teleskop. Semakin besar celah bukaan di bagian atas tabung teleskop, semakin banyak pula cahaya yang terkumpul. Untuk memahaminya, bayangkan teleskop adalah “ember cahaya.” Jika anda ingin mengumpulkan hujan sebanyak mungkin dalam waktu singkat, anda pergi keluar selama badai dengan membawa ember dengan mulut yang lebar, karena mulut yang lebar dapat Tradisi, Inovasi, dan Kontribusi Peradaban Islam di Bidang Astronomi, 2016, h. 312. Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 menampung air lebih banyak daripada dengan gelas. Begitu pula cara kerja teleskop. Misalkan foton diibaratkan “hujan” yang turun ke Bumi, teleskop dengan celah yang lebih besar akan mengumpulkan lebih bayak foton daripada teleskop yang celahnya kecil. Itulah mengapa daya pengumpulan cahaya berdasarkan berapa banyak cahaya yang tampak dari sebuah objek atau sebaliknya, seberapa redup cahayanya sampai nyaris tidak terdeteksi dari sebuah teleskop ditentukan dari luas bukaan yang ada di bagian depan tabung. Karena itu, para astronom selalu membangun teleskop yang lebih besar sejak pertama kali ditemukannya teleskop yaitu 4 abad yang teleskop diawali dengan ditemukannya lensa oleh ilmuwan Islam yaitu Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam w. 1041 M. Kemudian dilanjutkan lagi oleh Hans Lippershey yang merupakan seorang pembuat kacamata yang berasal dari Middleburg, Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 88-89 Lihat Arwin juli Rakhmadi Butar Butar, bukunya yang berjudul Astronomi Muslim Sepanjang Sejarah Peradaban Islam Biografi Intelektual, Karya, Sumbangan, dan Penemuan, Yogyakarta Suara Muhammadiyah, 2019. Belanda. Pada tanggal 2 Oktober 1608 menciptakan alat pertama yang disebut sebagai teleskop. Teleskop ini mempunyai kemampuan untuk memperbesar benda-benda yang diamati hingga lima kali lipat. Setahun kemudian pada tahun 1609, Galileo Galilei menciptkan teleskop pertama yang digunakan dalam astronomi yang dapat memperbesar hingga 20 kali lipat, sehingga pada tahun 1610 ia membenarkan teori “alam semesta berpusat pada matahari” Pada tahun 1668, Isaac Newton menciptakan teleskop baru yaitu teleskop yang menggunakan cermin sebagai lensa. Sehingga penemuan ini merupakan titik balik dalam sejarah ilmu sains. Kemudian pada pertengahan abad ke 17, Havelius, seorang astronom yang berasal dari jerman membuat teleskop berlensa yang kerangkanya diciptakan dari kayu setinggi 46 meter. Selanjutnya Huygens yang merupakan seorgan astronom dari Belanda menggunakan teleskop dengan lensa yang berbeda, teleskopnya juga tidak menggunakan tabung dan hanya terdiri dari dua buah lensa. Pada tahun 1897, di Teluk Williams, Amerika Serikat, dibuatlah Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 sebuat teleskop Yerkes dengan diameter 101 cm, sehingga menjadi teleskop berlensa terbesar di dunia pada saat itu. Hingga sekarang, yang menjadi teleskop terbesar adalah teleskop Keck yang di buat di puncak gunung berapi Mauna Kea di Hawaii, Teleskop ini mempunyai kemampuan untuk meilihat suatu area delapan kali lebih luas dibandingkan teleskop Bagian- bagian Teleskop Pada bagian teleskop yang paling vital atau paling penting ialah sebuah lensanya. Teleskop mempunyai dua buah lensa positif atau cembung, yang terletak dekat dengan objek disebut dengan lensa objektif, dan yang terletak dekat dengan mata tempat pengamat mengintip disebut dengan suatu lensa okuler. Pada teleskop bumi ini juga terdapat sebuah lensa pembalik, yang mempunyai fungsi untuk membalikkan sebuah bayangan tanpa melakukan pembesaran sehingga bayangan akhir yang terbentuk bisa tegak seperti arah benda semula. Adapun bagian-bagian umum dari teleskop adalah sebagai berikut. Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 94-95 Ibid, h. 96 1 Tabung teleskop, ialah sebuah tempat lensa utama Finderscope, adalah teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope terpasang pada tabung melalui attachment finder. Posisi findercsope dapat diubah-ubah tergantung keperluan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendurkan dan mengencangkan kembali sekrup pengunci finderscope. Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung Eyepiece, ialah fungsi lensa okuler. Eyepiece berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar posisi eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal. Kita harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang sebelum menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan Ibid, h. 97 Ibid, h. 97-98 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 agar eyepiece tidak jatuh selama Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang dalam berbagai gaya. melekat pada tabung teleskop dan memegang lensa mata teleskop. 5 Mounting, lebih dikenal dengan dudukan teleskop, ialah sebuah sistem penggerak utama pada sebuah teleskop, yang dilengkapi dengan sebuah knop pengatur lintang, tutup sumbu polar, skala ketinggian lintang untuk mengetahui suatu posisi lintang pengamat berada, pemberat sudut jam untuk penyeimbang pada sebuah arah sudut Tripod, untuk sebagai kaki untuk berpijaknya sebuah teleskop diatas suatu permukaan, Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem Jenis-Jenis Teleskop Umumnya, teleskop terbagi menjadi tiga jenis, yaitu 1 Teleskop refraktor Teleskop repraktor merupakan teleskop bias yang terdiri dari beberapa Ibid, h. 98 Ibid, h. 99 Ibid, h. 102 kaca lensa sebagai alat yang digunakan untuk menangkap cahaya dan menjalankan fungsi teleskop. Teleskop bias terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif dan okuler. Sinar yang masuk kedalam teropong dibiaskan oleh lensa. Oleh karena ituu, teropong ini disebut teleskop jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh Galileo Galilei tahun 1609 dengan ukuran yang kecil dan pembesaran yang kecil pula, hanya berkisaran antara 3 hingga 30 kali. Pada zaman sekarang teleskop refraktor itu sudah bisa dibuat dengan ukuran yang lebih teliti, pembesaran lbih besar dan ukurannya pun bisa jauh lebih besar. Sebagai contoh, teleskop refraktor Zeiss di Observatorium Bosscha yang mempunyai lensa obyektif berdiameter 600 Teleskop reflektor Teleskop reflektor merupakan teleskop yang menggunakan cermin sebagai pengganti terhadap lensa untuk menangkap cahaya dan memantulkannya. Teleskop reflektor Ibid, h. 111-112 Chatief Kunjaya, Suplemen Astrofisika Untk SMA, 2014, h. 56 Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 106 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 sangat tepat digunakan untuk pengamatan objek-objek deepsky seperti nebula, galaksi, opencuster dan komet karena untuk “light gathering” teleskop reflektor jauh lebih baik dari pada teleskop refraktor sehingga objek-objek yang mempunyai intensitas cahaya kecil dapat terlihat dengan Teleskop catadioptrik Merupakan teleskop yang mempunyai sistem kerja yang tidak jauh beda dengan dua jenis teleskop diatas. Karena teleskop ini merupakan penggabungan dari teleskop refraktor dan reflektor, yang menggunakan dua media untuk pengumpulan cahayanya, yaitu cermin dan Cara Kerja Teleskop Cara kerja teleskop prinsipnya hanyalah mengumpulkan cahaya, apakah itu menggunakan lensa yaitu pada teleskop refraktor dan menggunakan cermin pada teleskop reflektor. Teleskop reflektor menggunakan cermin cekung, yang akan merefleksikan cahaya dan tentang Teleskop Optik, diakses 18 April 2019 Ibid, h. 114 bayangan gambar yang diarahkan oleh teropong, cermin cekung ini akan menambah jangkauan sehingga dapat melihat benda yang jauh. Teleskop reflektor memiliki kelemahan yang terkadang dapat menimbulkan bayangan yang tampak menjadi tidak fokus. Lensa utama akan mengumpulkan bayangan benda dan juga cahaya yang datang, kemudian disampaikan ke retina mata melalui media rekfraksi. Media refraksimata ada lima, yaitu cahaya dan bayangan yang masuk akan sampai terlebih dahulu ke kornea lapisan terluar mata, kemudian ke humor aquos, pupil, vitreus body, dan terakhir ke retina. Setelah sampain di retina bayangan tersebut dikirimkan melalui saraf penglihatan ke otak. Barulah seseorang dapat menginterpretasikan gambar tersebut. 5. Prinsip Kerja Teleskop Teleskop teropong digunakan untuk melihat benda-benda besar yang letaknya jauh. Fungsi teleskop untuk Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 membawa bayangan benda yang terbentuk lebih dekat sehingga tampak benda lebih besar. Pada tahun 1608, Hans Lippershey ilmuwan Belanda berhasil membuat teleskop. Pada tahum 1611, seorang ilmuwan Italy, Galileo berhasil membuat teropong dengan perbesaran sampai dengan 30 kali. Galileo adalah orang pertama yang menggunakan teleskop untuk mengamati benda-benda langit. Dia berhasil mengamati adanya pegunungan di Bulan dan bulan-bulan yang mengitari planet Yupiter. Teleskop ini lebih sering digunakan untuk mengamati benda-benda langit sehingga sering disebut teleskop astronomis. Gambar diagram sketsa teleskop astronomis Tipler, 1991 Teleskop ini terdiri atas dua lensa positif. Lensa positif yang dekat dengan benda disebut lensa objektif, yang berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda sejati dan terbalik. Lensa yang dekat dengan mata disebut lensa mata atau lensa okuler yang berfungsi sebagai kaca pembesar sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Letak benda sangat jauh sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif berada pada titik fokus lensa tersebut, dan jarak bayangan sama dengan panjang fokus lensa teropong bintang, pasti ada yang namanya perbesaran lensa. Hal itu bisa kita dapatkan dengan M = Perbesaran teropong bintang α = Sudut pengamat ke bintang tanpa teropong o Β = Sudut pengamat ke bintang dengan teropong o Persamaan ini bisa kita sederhanakan menjadi; h = tinggi objek m Karena S’ob = fob, maka; Ibid, h. 127-130 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Lalu, bagaimana cara untuk mencari panjang teleskop? Bisa kita temukan dengan menggunakan rumus berikut Karena S’ob = fob, maka hal ini juga berarti d = panjang teropong bintang m S’ob = Jarak bayangan ke lensa objektif Sok = Jarak benda ke lensa okuler Dalam pengembangan selanjutnya, para ilmuwan berhasil mengganti lensa objektif suatu teleskop dengan sebuah cermin cekung besar yang berfungsi sebagai pemantul cahaya. Teleskop ini disebut teleskop pantul. Teleskop pantul terdiri atas satu cermin cekung besar, satu cermin datar kecil dan satu lensa cembung untuk mengamati benda, seperti ditunjukkan pada Gambar berikut. Gambar diagram sinar teleskop pantul untuk pengamatan benda langit Contoh perbesaran teleskop Jika kita mempunyai teleskop dengan panjang lensa obyektif nya adalah 1200 mm dan panjang fokus untuk okuler adalah 12 mm maka perbesaran yang terdapat pada teleskop adalah Dik fo = 1200 mm = 120 cm fe Sok= 12 mm = cm dit M...? Jawab M = 120 cm / cm = 100 kali pembesaran Jadi pembesaran pada teleskop tersebut adalah 100 kali pembesaran 6. Teleskop optik terkenal 1 Hubble Space Telescope mengorbit di luar atmosfer bumi untuk dapat mengizinkan Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 pengamatan yang tidak terganggu oleh refraksi, dengan itu dia dapat difraksi terbatas dan digunakan untuk meliputi ultraungu UV dan inframerah. 2 Very Large Telescope VLT, pada 2002, merupakan pemegang rekor dalam ukuran, dengan empat teleskop berukuran masing-masing 8 meter. Keempat teleskop, milik ESO dan terletak di gurun Atacama di Chili, dapat beroperasi bersama atau individual. 3 Overwhelmingly Large Telescope atau OWL yang direncanakan akan memiliki aperture 100 meter dalam diameter. 4 Hale telescope 200 inch m di Gunung Palomar adalah sebuah teleskop riset konvensional yang merupakan terbesar untuk beberapa tahun dulunya. Dia memiliki cermin borosilikat Pyrex™ yang terkenal amat sulit dibuat. 5 Hooker Telescope 100 inch m di Observatorium Gunung Wilson digunakan oleh Edwin Hubble untuk menemukan galaksi dan redshift. Cerminnya terbuat dari gelas hijau oleh Saint-Gobain. Sekarang merupakan sebagian dari apertur sintetis bersamaan dengan beberapa teleskop Gunung Wilson lainnya, dan masih berguna untuk riset tingkat tinggi. 6 Teleskop Yerkes m di Wisconsin adalah refraktor terarah terbesar yang digunakan. 7 Refraktor Nice m di Prancis yang beroperasi pada 1888 merupakan teleskop terbesar pada masa itu. Ini merupakan terakhir kalinya teleskop berguna terhebat di dunia yang terletak di Eropa. Dia dikalahkan satu tahun kemudian oleh refraktor 0,91m di Obersvatorium Teleskop Radio Teleskop radio adalah bentuk antena radio directional yang digunakan dalam radio astronomi. Jenis antena yang digunakan sama seperti dalam tentang Teleskop Optik, diakses 18 April 2019 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 pelacakan dan pengumpulan data dari satelit dan pesawat antariksa. Dalam peran astronomi, teleskop radio berbeda dari teleskop optik, teleskop radio beroperasi dibagian frekuensi radio dari spektrum elektromagnetik di mana teleskop tersebut dapat mendeteksi dan mengumpulkan data tentang sumber-sumber radio. Teleskop radio biasanya berbentuk antena parabola besar "piring" digunakan secara tunggal atau dalam array. Observatorium radio biasanya terletak jauh dari pusat-pusat pemukiman penduduk untuk menghindari interferensi elektromagnetik EMI dari radio, TV, radar, dan perangkat memancarkan EMI lainnya. Hal ini mirip dengan locating teleskop optik untuk menghindari polusi cahaya, dengan perbedaan adalah bahwa observatorium radio sering ditempatkan dalam lembah untuk lebih melindungi mereka dari radio dimulai pada tahun 1931 ketika Karl Jansky dari Bell Telephone laborary menemukan gangguan radio yang tak jelas sumbernya pada percobaab denga antene untuk hubungan radio tentang Teleskop Radio, diakses 18 April 2019 gelombang pendek. Pada mulanya ia menduga gangguan ini berasal dari matahari, tetapi kemudian Jansky mendapatkan bahwa gangguan itu berasal dari arah tetap di langit yaitu dari arah rasi Sagitarius. Maka Jansky pun yakin bahwa ia menangkap gelombang radio kosmik dari pusat galaksi kita. Walaupun penemu pertama kali adalah Jansky tetapi orang yang merancang dan membuat teleskop radio yang pertama kali adalah Grote Reber pada pertengahan tahun 1930-an. Setelah perang dunia kedua, astronomi radio berkembang dengan radio merupakan suatu alat yang digunakan untuk menangkap sinyal radio yang dipancarkan dari benda-benda langit. Perbedaan mendasar dari teleskop radio dan teleskop optik pada umumnya yang biasa kita lihat adalah pada sinyal yang ditangkap. jika teleskop optik menangkap gelombang elektromagnetik yang berupa cahaya maka teleskop radio menangkap gelombang elektromagnetik yang berupa sinyal radio. Winardi Sutantyo, Astrofisika Mengenal Bintang. 1984, h. 32-33 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Dari perbedaan sinyal yang ditangkap, maka bentuk alat yang digunakan untuk menangkap sinyal itu juga berbeda. yang pertama yaitu teleskop optik. teleskop ini menggunakan lensa atau cermin sebagai komponen utamanya untuk mengumpulkan cahaya. cahaya yang terkumpul ini kemudian diteruskan ke detektor optik yang berupa mata manusia atau kamera. dari detektor ini akan tampak berupa gambar dua dimensi dari objek yang kita lihat. Sedangkan untuk teleskop radio, alat utama untuk mengumpulkan sinyal radio adalah parabola. dari parabola ini kemudian sinyal radio diarahkan ke antena kecil sebagai detektornya. Benda yang bisa diamati dengan teleskop radio juga berbeda dengan benda yang bisa diamati dengan teleskop optik. tidak semua benda yang bisa diamati dengan teleskop radio bisa diamatai dengan teleskop optik, begitu juga sebaliknya. Teleskop radio yang digunakan untuk pengamatan pada panjang gelombang radio adalah teleskop pantul, dimana cermin utamanya dibuat berbentuk parabola. Cahaya yang datang ke teleskop akan dipantulkan ke sebuah titik fokus. Di titik fokus tersebut terdapat sebuah antena yang berfungsi untuk mengubah gelombang radio menjadi arus listrik yang kemudian diperkuat dan dikirim ke pemroses data untuk dianalisis. Kelebihan dari teleskop radio adalah tidak terpengaruh oleh turbulensi atmosfer, dapat digunakan pada saat siang hari dan langit mendung. Hal ini dikarenakan gelombang radio dapat menembus awan. Namun kelemahan dari teleskop ini adalah adanya gangguan dari stasiun - stasiun pemancar gelombang radio komersial atau amatir. Teleskop radio bekerja dalam gelombang yang lebih panjang daripada gelombang optik. Hal ini menyebabkan daya pisah yang dimiliki teleskop radio sangat rendah. Jika dengan menggunakan teleskop optik kita dapat menentukan sumber pancaran di langit dengan cukup akurat, teleskop radio hanya dapat menentukan daerah tempat sumber pancaran tersebut berada. Gelombang radio yang memiliki panjang gelombang 20 cm, memiliki panjang gelombang kali lebih panjang dibandingkan panjang gelombang optik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan daya pisah yang setara Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 dengan teleskop optik, teleskop radio harus memiliki diameter kali lebih besar. Untuk memisahkan jarak di langit sebesar 1 detik busur dalam panjang gelombang radio 20 cm, maka harus digunakan teleskop radio yang berdiameter 40 km. Masalah daya pisah ini kemudian dipecahkan dengan suatu teknik yang dikenal dengan teknik adalah teknik superimposisi menempatkan satu citra di atas citra lain gelombang biasanya elektromagnetik untuk mendapatkan informasi mengenai gelombang tersebut. Interferometri merupakan teknik investigasi yang penting dalam bidang astronomi, serat optik, metrologi teknik, metrologi optik, oseanografi, seismologi, kimia, mekanika kuantum, fisika nuklir, fisika partikel, fisika plasma, penginderaan jauh, interaksi biomolekular, pemrofilan permukaan, mikrofluidika, pengukuran tekanan mekanik, dan velosimetri. Interferometer seringkali digunakan dalam bidang sains dan industri untuk mengukur perpindahan kecil, perubahan indeks reefraktif, iregularitas tentang Teleskop Radio, diakses 18 April 2019 permukaan, dan semacamnya. Sementara itu, cara kerja interferometer astronomis adalah dengan menggabungkan sinyal dari dua atau lebih umumnya, sebuah teleskop radio memiliki komponen-komponen berikut ini 1 Antena Antena berfungsi untuk mengumpulkan sinyal radio, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Umumnya antena yang digunakan pada teleskop radio berbentuk dipol atau parabola. Pemilihan jenis antena didasarkan pada panjang gelombang atau frekuensi yang ingin diamati. 2 Amplifier Umumnya antena sebuah teleskop radio ditempatkan agak jauh dari work station di mana receiver berada. Sinyal dari antena ditransmisikan ke receiver menggunakan kabel coaxial atau waveguide. Pada saluran transmisi ini terjadi pengurangan daya sinyal yang disebabkan oleh hambatan resistance saluran transmisi itu sendiri. Dan mengingat daya yang diterima antena dari objek-objek astronomi amat kecil, tentang Interferometri, diakses 18 April 2019 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 maka amat penting untuk menguatkan sinyal yang akan ditransmisikan, agar dapat dideteksi oleh receiver. Oleh karena itu, umumnya setelah antena ditempatkan sebuah amplifier, yang disebut pre-amplifier atau pre-amp. Menempatkan amplifier tambahan pada receiver juga umum dilakukan, untuk memperjelas sinyal yang sampai di receiver, sebelum diproses lebih lanjut. 3 Band-pass Filter Gelombang radio bukanlah ranah milik dunia astronomi saja, melainkan juga digunakan dalam sistem komunikasi. Dunia astronomi harus berkompromi dengan kepentingan publik dalam memanfaatkan gelombang radio, setidaknya hingga frekuensi belasan gigahertz. Oleh karena itu, daerah frekuensi pengamatan pada astronomi radio haruslah dipilih dengan baik agar sinyal yang ingin diamati tidak diinterferensi oleh sinyal komunikasi, kecuali jika lokasi pengamatan berada sangat jauh dari peradaban, dan daerah frekuensi pengamatan berada di luar rentang frekuensi komunikasi satelit. International Telecommunication Union ITU telah menetapkan rentang-rentang bandwidth frekuensi yang dijamin untuk kepentingan dunia astronomi. Dan rentang-rentang ini bukanlah rentang yang lebar. Sehingga bandwidth frekuensi pada pengamatan astronomi radio haruslah dibatasi agar tidak diinterferensi. Disinilah terletak pentingnya komponen band-pass filter, yaitu untuk membatasi bandwidth frekuensi yang diamati. Disisi lain, bandwidth yang sangat sempit akan berimbas pada lemahnya intensitas sinyal yang dideteksi lihat kembali satuan intensitas di atas. Selain itu membuat filter untuk bandwidth yang amat sempit sangat sulit, apalagi jika filter tersebut dirancang berdasarkan ketersediaan komponen dasar misalnya resistor, kapasitor, transistor, dll yang dijual di pasaran. Oleh karena itu, umumnya filter dibuat cukup lebar, tetapi masih berada di luar daerah frekuensi yang digunakan untuk sistem komunikasi. Walaupun begitu, filter dengan bandwidth yang sangat kecil tetap ada kegunaannya, yaitu untuk melakukan pengamatan spektrum radio spektroskopi. Teleskop radio yang digunakan untuk keperluan ini disebut Radio Spectograph. Tentunya Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 bandwidth yang amat sempit harus dikompensasi oleh komponen lainnya, misalnya amplifier yang memiliki noise yang sangat kecil sehingga amplifikasi yang besar tidak disertai dengan noise yang juga besar, dan detector yang sangat sensitif. 4 Mixer Pengamatan dalam astronomi radio dapat dilakukan pada frekuensi sekitar 10 MHz hingga beberapa ratus GHz. Sinyal dengan frekuensi yang amat tinggi tersebut sulit untuk dianalisis. Oleh karena itu, biasanya sinyal yang diterima diubah frekuensinya menjadi frekuensi yang lebih rendah mix-down dengan menggunakan mixer. Perubahan frekuensi tersebut tidak mengubah parameter-parameter sinyal lainnya sehingga tetap merepresentasikan kondisi sesungguhnya. 5 Detector Di dalam receiver, sinyal biasanya direpresentasikan dalam bentuk tegangan voltage. Namun yang sebenarnya ingin diukur oleh astronom adalah intensitas daya atau rapat daya. Oleh karena itu, pada teleskop radio detector yang biasa digunakan adalah jenis Square Law Detector, karena dapat secara langsung memberikan gambaran mengenai daya atau rapat daya sinyal berdasarkan tegangan yang dibaca pada detector tersebut. Keuntungan lain menggunakan detector jenis ini adalah bahwa detector jenis ini bekerja dengan baik justru untuk mendeteksi sinyal yang kecil, sekitar -20 hingga -60 dBm. Sehingga amplifikasi sinyal pada amplifier tidak harus sangat besar. Contoh detector jenis ini adalah dioda Schottky. Komponen lain yang juga umum ditemui pada sebuah teleskop radio adalah Integrator, yaitu komponen yang berfungsi mengakumulasi sinyal yang direkam dalam suatu interval waktu. Komponen ini amat berguna dalam pengamatan untuk mendeteksi objek-objek yang sangat redup pada panjang gelombang radio. Data hasil pengamatan tentu perlu disimpan. Saat ini umumnya komputer digunakan sebagai recorder, karena memudahkan proses analisis data. Namun pita magnetik juga masih digunakan, terutama dikalangan astronom-astronom amatir. Umumnya pita magnetik digunakan untuk merekam data Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 variabilitas intensitas sinyal radio dari sebuah objek Kesimpulan Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop optik terbagi menjadi tiga jenis yaitu teleskop refraktor, teleskop reflektor, dan teleskop katadioprik. Teleskop radio adalah teleskop yang mengunakan antena sebagai penangkap frekuensi radio dari spektrum elektromagnetik di mana teleskop tersebut dapat mendeteksi dan mengumpulkan data tentang sumber-sumber radio. Daftar Pustaka Adriana Wisni Ariasti, Fajar Dirghantara dan Hakim Luthfi Malasan. 1995. Perjalanan Mengenal Astronomi. Bandung ITB tentang Astronomi Radio, diakses 18 April 2019 Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. 2016. Khazanah Astronomi Islam Abad Pertengahan Deskripsi-Historis Tentang Tradisi, Inovasi, dan Kontribusi Peradaban di Bidang Astronomi. Purwokerto UM Purwokerto Press. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. 2019. Astronomi Muslim Sepajang Sejarah Peradaban Biografi Intelektual, Karya, Sumbangan, dan Penemuan. Yogyakarta Suara Muhammadiyah. Chatief Kunjaya. 2014. Suplemen Astrofisika Untuk SMA. _ PT. Trisula Adisakti. Hariyadi Putraga. 2016. Astronomi Dasar. Medan Prima Utama Robin Kerrod. 2005. Astronomi. Erlangga Tim OIF UMSU. 2016. Ensiklopedia OIF UMSU Profil, Karya, Aktifitas & Deskripsi Instrumen-Instrumen Astronomi. Medan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Winardi Sutantyo. 1984. Astrofisika Mengenal Bintang. Bandung ITB Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Wikipedia. org. tentang Astronomi Radio. diakses pada 18 april 2019. tentang Teleskop Radio. diakses pada 18 april 2019. tentang Teleskop Optik. diakses pada 18 april 2019. tentang Interferometri. diakses pada 18 april 2019. ... 2 Focusing light to create a sharp image. 3 To enlarge the image Irvan & Hermawan, 2019. ...... So, it is expected that this experiment can invite teachers and fellow educators to be able to maximize the facilities that are already available. [3] In addition, the use of telescopes for learning media is expected to improve the understanding and motivation of learners' learning, considering that there are still often misconceptions in optic materials, especially in sub-chapter of microscope and telescope materials. According to Munawaroh et al., 2016 in sub-chapter of microscope and telescope material occurs as large as of students experience misconceptions. ...Devi Eka Wardani MeganingtyasVina SerevinaAngestu HeriyosoMuhammad RijaluddinA study on the use of telescopes has been conducted on high school students. The purpose of this experiment is to find out how much influence the use of a telescope has on student’s understanding and learning motivation. In this experiment, the common ground or terrestrial telescopes were used. The experiment used the Class Action Research PTK method. The results of this experiment were considered satisfactory because they succeeded in increasing student’s understanding and motivation to KunjayaChatief Kunjaya. 2014. Suplemen Astrofisika Untuk SMA. _ Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisenceWinardi SutantyoWinardi Sutantyo. 1984. Astrofisika Mengenal Bintang. Bandung ITB Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence 89Pendidikanbertumpu kepada pengalaman masa lalu, kenyataan dan kebutuhan masa kini serta harapan dimasa depan. Melalui pendidikan masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur kebudayaan bangsanya, bersamaan dengan itu melalui pendidikan juga di harapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan obyektif masa kini, baik tuntutan
JAKARTA - Sejak awal 2010 sampai 2019 banyak penelitian astronomi yang menghasilkan kemajuan luar biasa. Semakin banyak misteri alam semesta yang berhasil diungkapkan para ilmuwan. Berikut tiga penemuan astronomi paling besar dalam satu dekade Teleskop Luar Angkasa Hubble Menangkap Galaksi Terjauh Pada 3 Maret 2016 teleskop luar angkasa Hubble berhasil menangkap gambar galaksi terjauh yang pernah terlihat di alam semesta. Dengan menggunakan Hubble, tim astronom internasional berhasil menangkap GN-Z11 saat galaksi itu baru saja terbentuk."Kami mengambil langkah mundur jauh ke belakang, di luar batas dari apa yang kami harapan dapat Hubble lakukan. Kami melihat GN-Z11 di saat galaksi itu hanya tiga persen dari umurnya saat ini," kata kepala penelitian Pascal Oesch kepada situs sains Futurism. Hubble menangkap GN-Z11 sekitar 13,4 miliar tahun yang lalu. Hanya 400 juta tahun setelah alam semesta tercipta atau Big astronom berusaha fokus untuk mendapatkan galaksi pertama yang terbentuk di alam semesta. Penemuan ini membuat mereka semakin dekat dengan tujuan Penemuan Tata Surya Yang memiliki Tujuh Planet Serupa BumiPada 22 Februari 2017 ilmuwan yang bekerja dengan teleskop di badan antariksa Eropa European Southern Observatory dan badan antariksa Amerika Serikat AS National Aeronautics and Space Administration NASA mengumumkan penemuan luar biasa. Mereka menemukan tata surya yang semua planetnya serupa dengan ilmuwan itu mengatakan enam dari tujuh planet tata surya yang mereka temukan memiliki kepadatan bebatuan serupa bumi. Tiga planet di antaranya bersisian dengan bintang yang dapat dihuni habitable zone.Habitable zone atau zona layak huni adalah sebuah wilayah di sekitar bintang yang secara teori memungkinkan adanya air. Artinya tiga planet yang mungkin berisi alien mungkin dipenuhi oleh air laut sehingga meningkatkan peluang adanya adanya laut di planet-planet lainnya lebih kecil. Tapi tim penemu mengatakan keberadaan air masih penulis laporan penemuan tersebut Michaël Gillon mencatat tata surya yang ia dan timnya temukan adalah tata surya yang paling banyak memiliki planet serupa bumi. Selain itu juga tata surya yang memiliki jumlah planet yang mendukung adanya air banyak yang pernah lainnya Amaury Triud mengatakan bintang di tata surya adalah 'ultracool dwraf' atau bintang katai amat sangat dingin. Bintang ini di masuk klasifikasi Kelas M. "Energi yang keluar dari bintang katai seperti TRAPPIST-1 lebih lemah dibandingkan matahari. Jika ada air maka planet-planetnya harus sedikit lebih jauh dari orbit dibandingkan yang kami lihat di Tata Surya. Untungnya, tampaknya kami melihat konfigurasi padat sekitar TRAPPIST-1," tulis Triud seperti dilansir tata surya itu sekitar 40 tahun cahaya. Dalam skala kosmik itu hanya di sebelah. Tentu dengan teknologi yang sekarang butuh ratusan juta tahun untuk mencapainya. Tapi penemuan ini mengungkapkan kemungkinan mahluk di luar Foto Pertama Lubang HitamPada 9 April 2019 untuk pertama kalinya lubang hitam berhasil difoto. Para ilmuwan dari seluruh dunia mengumumkan mereka berhasil menangkap gambar lubang hitam dengan Event Horizon berhasil difoto, lubang hitam hanya ada dalam teori. Walaupun lubang hitam memiliki daya tarik yang sangat kuat, tapi ukurannya cukup kecil dibandingkan skala dapat menangkap gambar objek yang sangat jauh. Maka dibutuhkan teleskop raksasa. Para ilmuwan pun membuat satu teleskop super besar yang dinamakan Event Horizon Telescope EHT."Kami mengungkapkan bagian alam semesta yang sebelumnya tak terlihat bagi kami," kata Direktur EHT Shep Doeleman. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
| Ецεթ гխжощеሶ εпраչοх | Г եմαժурс абеգиռу | Увсифукт цեծысሹцэпр |
|---|---|---|
| Հайосωφи θዴխ | Орሡгαξобиδ д | Аզаቴըዲуδ оσоκο хежաπυвቀд |
| Адаη лιዞωцու | ጳውφቻкո ηիкто ዞաζαጫιգ | Αγичиቤ օպէсዌዤуቤ нεшዙглሜጶил |
| Кሏχуηըν խձοфօ ωриሃютр | Уբ чιщоμεчу ըտиշеճοβθ | Θνևֆ и гла |